Nama : Indah Permata Sari
Kelas : 4PA10
NPM : 13511565
Artificial Intelligence (Kecerdasan
Buatan)
Kepandaian buatan (AI)
diartikan secara luas sebagai cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan
pengembangan komputer (perangkat keras) dan program-program komputer (perangkat
lunak) yang mampu meniru fungsi kognisi manusia (Solso, 2007). Pada perkembangannya
AI muncul dengan beraneka bentuknya, yang saat ini telah menyentuh kehidupan
sehari-hari kebanyakan manusia didunia, serta dimanfaatkan dalam beraneka
penelitian penting yang dilakukan oleh ribuan ilmuan. Pada masa awal teknologi komputer, ilmuan AI
memiliki impian luar biasa tentang robot dan mesin berfikir. Sebuah tulisan
yang sangat berpengaruh ditulis pada awal 1940an oleh seorang psikiater asal
Chicago, W.S. McCulloch, serta mahasiswa, W. Pitts. Dalam tulisannya tersebut,
mereka mengenalkan sebuah konsep yang memiliki pengaruh sangat besar bagi para
ilmuwan komputer, termasuk Von Neumann. Berdasarkan konsep bahwa pikiran adalah
hasil kerja otak, terutama bagian dasar otak atau simpuls-simpuls saraf, mereka
beranggapan bahwa simpuls-simpuls saraf tersebut bisa dipandang sebagai
“peralatan logika”, yang beberapa simpuls serta hubungannya bisa dipandang
sebagai logika yang proposional. Tidak lama setelah tulisan McCulloch dan
Pitts, Von Neumann yang sudah mengembangkan rancangan komputer paling bermanfaat,
menyatakan bahwa sangatlah mungkin untuk merancang komputer yang meniru otak
manusia tidak hanya fungsinya, tetapi strukturnya juga, dimana tabung vacum,
relay, rangkaian kawat dan perangkat keras akan menggantikan neuron, akson, dan
sinapsis. Mengikuti jejak Von Neumann, F. Roseblatt mengambil ahli proyek
peraktian komputer yang meniru fungsi dan struktur otak manusia. Tujuan
utamanya adalah menciptakan komputer yang mampu mengenali bentuk. Hasilnya
disebut perseptron dan dia berhasil meniru struktur organisasi otak dengan
sukses (Solso, 2007).
Seiring dengan
perkembangannya kecerdasan buatan (AI) yang di rancang dengan meniru kemampuan
otak serta kognisi manusia menimbulkan berbagai pertanyaan apakah komputer
mampu meniru kemampuan otak serta kognisi manusia.Apa yang telah dipelajari
tentang mesin berfikir yang disebut dengan otak adalah bahwa mesin ini berbeda
secara fundamental di bandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang
biasa digunakan. Mungkin AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih
menyerupai otak. Beberapa program komputer bekerja lebih efektif daripada
pikiran manusia, dan kebanyakan sangat
pintar menirukan hal-hal nyata meskipun masih sedikit janggal. Komputer
mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang
mendetail, lebih akurat dan lebih cepat daripada manusia. Beberapa tugas lain
seperti menggeneralisasikan dan mempelajari pola aktifitas yang baru, dilakukan
paling baik oleh manusia dibandingkan komputer (Solso, 2007).
Kecerdasan buatan (AI) yang dirancang dalam bentuk sistem pakar yaitu
Eliza, Parry dan NETtalk. Eliza
adalah salah satu program komputer yang mampu berkomunikasi, Eliza, ditulis
oleh Josephweizen baum. Beberapa revisi atas Eliza telat dibuat dari konsep
aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama doctor, Eliza mengambil peran
seperti seorang psikiater. Respon dari komputer cenderung stereotipe, misalnya
dia diprogram untuk merespon beberapa kunci kalimat dengan respon yang hanyalah
merupakan transformasi dari kalimat aslinya. Seperti ketika “pasien” mengatakan
kata kunci “I’am”, Eliza merespon dengan gaya tutur seperti “aku turut bersedih
mendengar kamu” jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan
menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir
menjadi transformasi yang lebih awal. Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan,
perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok, dan seterusnya, terbentuk menjadi
apa yang mau tidak mau kita sebut pngertian. Eliza dalam hal itu memiliki
kekurangan.Parry yang di perkenalkan
oleh Colby, Hilf, Weber, dan Kraemer menstimulasikan seorang pasien dan
menyebutkan program parry, karena ia menstimulasikan pasien paranoid. Mereka
memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa
proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respon sikotis dan respon
normal lainnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilai dari seorang
ahli untuk mengecek keakuratan dan kemampuan pemisahan antara respon simulasi
komputer dan respon manusia. Colby dan para rekan-rekan penelitinya mengarahkan
komputer tersebut untuk melakukan tes
turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai, parry
menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Pada juri atau
psikiater diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respon.
Hasilnya mengindikasikan sulit dibedakannya model dan pasien dalam setting yang sangat special. Meskipun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram
komputer yang mampu merespon serupa dengan respon seorang pasien paranoid,
dimana program ini juga lulus tes turing, tetapi program ini masih jauh dari
konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa.NETtalkadalahProgram yang jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada
jaringan-jaringan neuron, sehingga dinamakan NETtalk. Program ini di kembangkan
oleh Sejnowski di sekolah medis Hardvard dan Rosenberg di Universitas
Princeton. Dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya
keras-keras. Model simulasi jaringan neuron terdiri atas beberapa ratus neuron
dan ribuan koneksi. NETtalk “membaca keras-keras” dengan cara menkonfersi
tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah sistem. Sistem ini,
seperti sistem-sistem lain yang disudah diketahui sebelumnya dan memiliki tiga
lapisan : lapisan input, dimana setiap unit merespon sebuah tulisan. Lapisan
output, dimana unit menampilkan 55 fonem dalam bahasa inggris dan sebuah
lapisan unit tersembunyi, dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap
unit input ataupun output. NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan
satu demi satu, dan dengan menscaning tiga
tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual. Setiap NETtalk
membaca sebuah kata, program ini membandingkan pelafalnnya dengan lafal yang
benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk
memperbaiki setiap kesalahan (Solso, 2007).
Selain kecerdasan buatan (AI) yang dirancang dalam bentuk sistem
pakar yaitu Eliza, Parry dan NETtalk. Penggunaan AI juga dapat digunakan sebagai
expert system yang dapat digunakan
untuk mendukung sistem pengambilan keputusan (Diagnosa).Pada dasarnya, sebuah
sistem pakar adalah spesialis tiruan yang memecahkan masalah yang termasuk adalah
keahliannya. Sistem pakar telah dirancang untuk memecahkan masalah dalam bidang
kedokteran, hukum, aerodinamis, dan hal-hal rutin yang sangat banyak yang
biasanya membosankan atau bahkan beberapa kasus yang sulit dipecahkan manusia.Sistem
pakar (expert system) adalah suatu
sistem komputer berbasis pengetahuan yang menyamai kemampuan pengambilan
keputusan dari seorang pakar. Expert
system juga merupakan suatu metode artificial
intelligence yang berguna untuk meniru cara berpikir dan penalaran seorang
ahli dalam mengambil keputusan berdasarkan situasi yang ada. Dengan Expert System seseorang dapat melakukan
konsultasi kepada komputer, seolah-olah berkonsultasi langsung kepada seorang
ahli. Contohnya adalah program aplikasi yang mampu meniru seorang ahli medis
dalam mendeteksi berbagai macam penyakit berdasarkan keluhan-keluhan pasiennya.
Contoh
Kasus
Pada perkembangannya AI
(artificial intelligence) muncul
dengan beraneka bentuknya, yang saat ini telah menyentuh kehidupan sehari-hari
kebanyakan manusia didunia. Pada zaman yang semakin maju ini banyak sekali
orang-orang yang menggunakan alat-alat yang serba praktis untuk memudahkan
kegiatan atau pekerjaan mereka seperti komputer, kalkulator, handphonehingga robot, semua itu
termasuk dalam bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) karena alat-alat tersebut diciptakan untuk
dapat membantu manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan
tugas-tugasnya. Komputer salah satu kecerdasan buatan yang merupakan alat yang
berisi berbagai program yang sangat membatu manusia dalam mengerjakan
pekerjaan, dengan menggunakan komputer manusia lebih praktis, dapat menghemat
waktu karena komputer dapat mengolah data dengan cepat dan akurat dan program-program
komputer bekerja lebih efektif.
Analisa
Pada kasus mengenai kecerdasan buatan (artificial intelligence) dapat
dikatakan, bahwa seiring dengan munculnya berbagai kecerdasan buatan (artificial intelligence) seperti
komputer, kalkulator, handphone hingga
robot, membawa pengaruh terhadap kehidupan manusia, karena dengan semua
alat-alat tersebut manusia dimudahkan dalam mengerjakan semua pekerjaan mereka
dan lebih efektif.
Sumber
Solso, Robbert. L.,
Maclin, Otto. H., &Maclin, M. Kimberly. (2007). Psikologikognitif.Jakarta :Erlangga.
http://ndygalery.com/2010/10/expert-system-sistem-pakar.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar