Kamis, 15 Januari 2015

Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)


Nama              : Indah Permata Sari
Kelas               : 4PA10
NPM               : 13511565

Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)
Kepandaian buatan (AI) diartikan secara luas sebagai cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan komputer (perangkat keras) dan program-program komputer (perangkat lunak) yang mampu meniru fungsi kognisi manusia (Solso, 2007). Pada perkembangannya AI muncul dengan beraneka bentuknya, yang saat ini telah menyentuh kehidupan sehari-hari kebanyakan manusia didunia, serta dimanfaatkan dalam beraneka penelitian penting yang dilakukan oleh ribuan ilmuan. Pada  masa awal teknologi komputer, ilmuan AI memiliki impian luar biasa tentang robot dan mesin berfikir. Sebuah tulisan yang sangat berpengaruh ditulis pada awal 1940an oleh seorang psikiater asal Chicago, W.S. McCulloch, serta mahasiswa, W. Pitts. Dalam tulisannya tersebut, mereka mengenalkan sebuah konsep yang memiliki pengaruh sangat besar bagi para ilmuwan komputer, termasuk Von Neumann. Berdasarkan konsep bahwa pikiran adalah hasil kerja otak, terutama bagian dasar otak atau simpuls-simpuls saraf, mereka beranggapan bahwa simpuls-simpuls saraf tersebut bisa dipandang sebagai “peralatan logika”, yang beberapa simpuls serta hubungannya bisa dipandang sebagai logika yang proposional. Tidak lama setelah tulisan McCulloch dan Pitts, Von Neumann yang sudah mengembangkan rancangan komputer paling bermanfaat, menyatakan bahwa sangatlah mungkin untuk merancang komputer yang meniru otak manusia tidak hanya fungsinya, tetapi strukturnya juga, dimana tabung vacum, relay, rangkaian kawat dan perangkat keras akan menggantikan neuron, akson, dan sinapsis. Mengikuti jejak Von Neumann, F. Roseblatt mengambil ahli proyek peraktian komputer yang meniru fungsi dan struktur otak manusia. Tujuan utamanya adalah menciptakan komputer yang mampu mengenali bentuk. Hasilnya disebut perseptron dan dia berhasil meniru struktur organisasi otak dengan sukses (Solso, 2007).
Seiring dengan perkembangannya kecerdasan buatan (AI) yang di rancang dengan meniru kemampuan otak serta kognisi manusia menimbulkan berbagai pertanyaan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak serta kognisi manusia.Apa yang telah dipelajari tentang mesin berfikir yang disebut dengan otak adalah bahwa mesin ini berbeda secara fundamental di bandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin AI akan berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak. Beberapa program komputer bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat  pintar menirukan hal-hal nyata meskipun masih sedikit janggal. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang mendetail, lebih akurat dan lebih cepat daripada manusia. Beberapa tugas lain seperti menggeneralisasikan dan mempelajari pola aktifitas yang baru, dilakukan paling baik oleh manusia dibandingkan komputer (Solso, 2007).
     Kecerdasan buatan (AI) yang dirancang dalam bentuk sistem pakar yaitu Eliza, Parry dan NETtalk. Eliza adalah salah satu program komputer yang mampu berkomunikasi, Eliza, ditulis oleh Josephweizen baum. Beberapa revisi atas Eliza telat dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama doctor, Eliza mengambil peran seperti seorang psikiater. Respon dari komputer cenderung stereotipe, misalnya dia diprogram untuk merespon beberapa kunci kalimat dengan respon yang hanyalah merupakan transformasi dari kalimat aslinya. Seperti ketika “pasien” mengatakan kata kunci “I’am”, Eliza merespon dengan gaya tutur seperti “aku turut bersedih mendengar kamu” jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih awal. Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan, perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok, dan seterusnya, terbentuk menjadi apa yang mau tidak mau kita sebut pngertian. Eliza dalam hal itu memiliki kekurangan.Parry yang di perkenalkan oleh Colby, Hilf, Weber, dan Kraemer menstimulasikan seorang pasien dan menyebutkan program parry, karena ia menstimulasikan pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respon sikotis dan respon normal lainnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilai dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dan kemampuan pemisahan antara respon simulasi komputer dan respon manusia. Colby dan para rekan-rekan penelitinya mengarahkan komputer  tersebut untuk melakukan tes turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai, parry menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Pada juri atau psikiater diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respon. Hasilnya mengindikasikan sulit dibedakannya model dan pasien dalam setting yang sangat special. Meskipun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespon serupa dengan respon seorang pasien paranoid, dimana program ini juga lulus tes turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa.NETtalkadalahProgram yang jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaringan-jaringan neuron, sehingga dinamakan NETtalk. Program ini di kembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis Hardvard dan Rosenberg di Universitas Princeton. Dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. Model simulasi jaringan neuron terdiri atas beberapa ratus neuron dan ribuan koneksi. NETtalk “membaca keras-keras” dengan cara menkonfersi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah sistem. Sistem ini, seperti sistem-sistem lain yang disudah diketahui sebelumnya dan memiliki tiga lapisan : lapisan input, dimana setiap unit merespon sebuah tulisan. Lapisan output, dimana unit menampilkan 55 fonem dalam bahasa inggris dan sebuah lapisan unit tersembunyi, dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input ataupun output. NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscaning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual. Setiap NETtalk membaca sebuah kata, program ini membandingkan pelafalnnya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan (Solso, 2007).
     Selain kecerdasan buatan (AI) yang dirancang dalam bentuk sistem pakar yaitu Eliza, Parry dan NETtalk. Penggunaan AI juga dapat digunakan sebagai expert system yang dapat digunakan untuk mendukung sistem pengambilan keputusan (Diagnosa).Pada dasarnya, sebuah sistem pakar adalah spesialis tiruan yang memecahkan masalah yang termasuk adalah keahliannya. Sistem pakar telah dirancang untuk memecahkan masalah dalam bidang kedokteran, hukum, aerodinamis, dan hal-hal rutin yang sangat banyak yang biasanya membosankan atau bahkan beberapa kasus yang sulit dipecahkan manusia.Sistem pakar (expert system) adalah suatu sistem komputer berbasis pengetahuan yang menyamai kemampuan pengambilan keputusan dari seorang pakar. Expert system juga merupakan suatu metode artificial intelligence yang berguna untuk meniru cara berpikir dan penalaran seorang ahli dalam mengambil keputusan berdasarkan situasi yang ada. Dengan Expert System seseorang dapat melakukan konsultasi kepada komputer, seolah-olah berkonsultasi langsung kepada seorang ahli. Contohnya adalah program aplikasi yang mampu meniru seorang ahli medis dalam mendeteksi berbagai macam penyakit berdasarkan keluhan-keluhan pasiennya.

Contoh Kasus
       Pada perkembangannya AI (artificial intelligence) muncul dengan beraneka bentuknya, yang saat ini telah menyentuh kehidupan sehari-hari kebanyakan manusia didunia. Pada zaman yang semakin maju ini banyak sekali orang-orang yang menggunakan alat-alat yang serba praktis untuk memudahkan kegiatan atau pekerjaan mereka seperti komputer, kalkulator, handphonehingga robot, semua itu termasuk dalam bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence) karena alat-alat tersebut diciptakan untuk dapat membantu manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Komputer salah satu kecerdasan buatan yang merupakan alat yang berisi berbagai program yang sangat membatu manusia dalam mengerjakan pekerjaan, dengan menggunakan komputer manusia lebih praktis, dapat menghemat waktu karena komputer dapat mengolah data dengan cepat dan akurat dan program-program komputer bekerja lebih efektif.
                                                                                           
Analisa
       Pada kasus mengenai kecerdasan buatan (artificial intelligence) dapat dikatakan, bahwa seiring dengan munculnya berbagai kecerdasan buatan (artificial intelligence) seperti komputer, kalkulator, handphone hingga robot, membawa pengaruh terhadap kehidupan manusia, karena dengan semua alat-alat tersebut manusia dimudahkan dalam mengerjakan semua pekerjaan mereka dan lebih efektif.


Sumber 
Solso, Robbert. L., Maclin, Otto. H., &Maclin, M. Kimberly. (2007). Psikologikognitif.Jakarta :Erlangga.
http://ndygalery.com/2010/10/expert-system-sistem-pakar.html?m=1














ARSITEKTUR KOMPUTER & STRUKTUR KOGNISI MANUSIA


NAMA           : INDAH PERMATA SARI
KELAS          : 4PA10
NPM               :13511565

ARSITEKTUR KOMPUTER & STRUKTUR KOGNISI MANUSIA

Pada zaman sekarang komputer dan manusia tidak dapat dipisahkan, karena komputer telah menjadi kebutuhan manusia untuk menunjang kinerja dan membantu kegiatan manusia menjadi lebih mudah dan sederhana. Menurut Syafrizal (2005)Arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Sedangkan menurut Alfatta (2007Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.Arsitektur komputer memberikan berbagai atribut pada sistem komputer yang dibutuhkan oleh seorang perancang software sistem untuk mengembangkan suatu progaram. Jadi arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputeryang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya
Kognisi berkembang sesuai atau mengikuti perkembangan manusia itu sendiri.Menurut Solso (2007)Struktur kognitif merupakan organisasi pengetahuan atau dengan kata lain bahwa struktur kognitif dapat disebut sebagai pengetahuan.Struktur kognisi manusia juga merupakan bagian atau komponen yang terstruktur dalam otak manusia yang memberi pengetahuan berdasarkan sistem, skema, adaptasi, asimilasi dan akomodasi yang membentuk suatu kematangan dan pengalaman otak dalam menjalankan kehidupan sosial bagi seorang manusia. Struktur kognitif terbentuk dari informasi lingkungan sebagai suatu stimulus dari lingkungan yang selalu berubah, maka struktur kognitif atau pengetahuan pun akan terus berkembang. Keadaan struktur kognitif yang berkembang inilah yang menjadi prasyarat bagi seseorang yang untuk mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan atau informasi lain dari lingkungan sehingga struktur kognitif ini dapat memiliki kemampuan untuk berkembang.
Dalam hal ini keterkaitan antara struktur kognisi manusia dan arsitektur komputer sangatlah erat kaitannya karena komputer dan kognisi manusia mempunyai suatu kesamaan dalam hal memproses informasi, seperti menerima (receives), menyimpan (storage), menarik (retrieves), mentranformasi (transforms), dan mentransmisi informasi (transmits).Komputer dapat menyimpan dan memproses data sesuai dengan kebutuhan penggunanya, yaitu manusia. Manusia yang menciptakan komputer dengan sistem yang menyerupai kognisi manusia dengan maksud mempermudah manusia dalam pekerjaannya. Karena manusia memiliki otak yang melakukan proses memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan, berbahasa yang disebut sebagai kognisi. Selain terdapat kaitan antara arsitektur komputer dengan stuktur kognisi manusia, arsitektur komputer juga mempunyai kelebihan dan kelemahan dibandingkan dengan stuktur kognisi pada manusia. Solso (2007) menyatakan bahwa walaupun komputer memiliki banyak kelebihan, namun komputer juga memiliki banyak kekurangan dibandingkan dengan kognitif manusia. Kelebihan dari arsitektur komputer dibandingkan dengan struktur kognisi manusia yaitu pada umumnya komputer dapat melakukan operasi matematika dan logika dengan sangat cepat, Komputer dapat menguji model-model kognitif dengan sumber daya ruang dan waktu yang lebih hemat, dalam waktu yang sama, komputer dapat melakukan ribuan simulasi dan menghasilkan ribuan data, dan lain-lain, hal tersebut tidak dapat dilakukan oleh manusia. Selain kelebihan yang dimiliki arsitektur komputer juga memiliki kelemahan yaitu Komputer tidak memiliki emosi seperti manusia, komputer tidak dapat melakukan generalisasi, komputer tidak mampu memahami pola-pola yang kompleks, komputer tidak mampu membuat kesimpulan, manusia lebih unggul dalam mengenali wajah, dan lain-lain, hal-hal tersebut hanya dapat dilakukan oleh manusia.
Contoh Kasus:
Contoh kasus di kehidupan sehari-hari tentang keterkaitan antara struktur kognisi manusia dan arsitektur komputer. Bahwa selama ini kita tidak pernah sadar bahwa kognisi manusia dan arsitektur komputer saling berkaitan contohnya pada kognisi manusia saat sedang belajar kita akan menerima (receives) materi yang sedang diajarkan oleh dosen lalu menyimpannya (storage) didalam STM (short term memory)atau langsung tersimpan didalam LTM (long term memory) materi yang sudah diberikan oleh dosen tadi, lalu pada saat akan ujian kita akan memanggil (retrieval) kembali materi yang sudah disimpan tadi. Contoh pada arsitektur komputer adalah pada saat kita mengetik data atau komputer sedang menerima (receives) data, lalu kita mengesave atau menyimpan (storage) data tersebut, ketika sewaktu-waktu kita memerlukan data tersebut kita akan memanggilnya (retrieval) kembali dengan mensearching nama file atau data tersebut.
Analisa
Pada kasus mengenai arsiterktur komputer dan struktur kognisi manusia, dapat kita katakan bahwa kedua-duanya memiliki kesamaan dalam hal memproses informasi yaitureceives, storage dan retrieval, walaupun keduanya sama dalam memproses informasi tetapi keduanya berbeda dalam hal pengaplikasiannya. Dalam kasus ujian yang dimaksud receives ketika kita menerima materi perkuliahan, sedangkan strorage,ketika kita menyimpan materi perkuliahan tersebutdan retrieval pada saat ujian kita akan memanggil materi yang sebelumnya sudah disimpan di STM atau LTM. Sedangkan pada kasus arsitektur komputer yang dimaksud dengan receives ketika kita sedang menerima data atau mengetik data, sedangkan strorage pada arsitektur komputer ketika mengesave atau menyimpan data dan retrievalketika sewaktu-waktu kita memerlukan data tersebut kita akan memanggilnya kembali dengan mensearching nama file atau data tersebut. Hal ini menunjukan bahwa manusia yang menciptakan komputer dengan sistem yang menyerupai kognisi manusia dengan maksud mempermudah manusia dalam pekerjaannya.
Sumber:
Alfatta, H. (2007). Analisis dan Perancangan Informasi. Yogyakarta: Andi Offset
Solso, R. L., Maclin, O.H., & Maclin, M. K. (2007).PsikologiKognitifEdisiKedelapan. Jakarta:Erlangga.

Syafrizal, M. (2005). Pengantar jaringan komputer. Yogyakarta: Andi Offset.

INFORMASI DAN SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI


NAMA           : INDAH PERMATA SARI
KELAS          : 4PA10
NPM               : 13511565

INFORMASI DAN SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

            Pada era moderen saat ini, informasi sudah menjadi kebutuhan untuk masyarakat saat ini, beraneka ragam informasi yang dibutuhkan seperti informasi pendidikan, informasi kesehatan dan masih banyak lagi informasi yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Adapun pengertian informasi yaitu data yang diolah kemudian menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact and entity)serta digunakan untuk pengambilan keputusan (Mardi, 2011). Sedangkan informasi menurut Budi Sutedjo (dalam Rochaety dkk, 2011) Informasi merupakan hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada. Dan menurut Gordon (dalam Rochaety dkk, 2011) Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang.Jadi informasi adalah Hasil pemrosesan data yang diperoleh kemudian diolah dan diproes terlebih dahulu, sehingga memperoleh atau menghasilkan bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya dan merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada yang dapat juga di gunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan Sistem adalah sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk pencapaian tujuan (Rochaety, 2011). Menurut Puspitawati (2011) Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi sistem adalah sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian pengertian informasi dapat berinteraksi dengan sistem, dengan cara informasi atau pengetahuan yang diperoleh atau yang didapatkan, kemudian diolah oleh sistem dengan bantuan seorang ahli, sehingga dapat berinteraksi untuk menghasilkan sistem yang baik.
Sistem Informasi menurut Azhar Susanto (dalam Puspitawati, 2011), sistem informasi merupakan komponen-komponen dari subsistem yang saling berhubungan dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai suatu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi.Dan menurut Azhar Susanto (2004) sistem informasi merupakan komponen-komponen dari subsistem yang saling berhubungan dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informsi. Sedangkan Psikologi menurut Branca (dalam Heru Basuki, 2008) merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia. Richard Mayer (dalam Heru Basuki, 2008) Psikologi merupakan analisis mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia. Jadi Sistem Informasi Psikologiadalah suatu bidang kajian ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi itu sendiri dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi dan lebih mengarah kepada manusia sebagai pengguna sistem informasi yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia itu sendiri.Penggunaan sistem informasi dalam Psikologi lebih mengarah kepada manusia sebagai pengguna sistem informasi yang ada. Penggunaan sistem informasi dalam psikologi mengacu kepada penggunaan-penggunaan software yang berkaitan dengan psikologi dan dapat menunjang tes-tes psikologi dalamhal pemberian tes maupun dalam hal skoring atau pemberian hasil tes psikologi. Misalnya tes intelegensi, tes kepribadian, tes minat dan bakat dan sebagainya. Penggunaan sistem informasi dalam psikologi juga banyak dimanfaatkan oleh psikolog-psikog untuk melakukan konseling secara online. Konseling secara online memberi kemudahan antara psikolog dengan klien tanpa harus bertemu secara langsung dan memudahkan dalam hal waktu. Semua hal tersebut dapat berjalan karena pemanfaatan sistem informasi yang dirancang sedemikian rupa oleh manusia sehingga dapat berguna untuk manusia itu sendiri misalnya dalam psikologi yang penggunaan sistem informasi lebih mengarah kepada manusiasebagai pengguna sistem informasi itu sendiri.
Contoh Kasus
Pada sistem informasi psikologi, dapat dilihat pada tes-tes psikologi berbasis online. Apabila kita sering menggunakan media sosial seperti facebook atau twitter, akan mudah dijumpai konten-konten atau aplikasi yang berkaitan dengan psikologi seperti motivasi, dan tes-tes kepribadian. contohnya yaitu penggunaa komputer dalam pembuatan software-software untuk bidang psikologi. Contoh lain mungkin dengan sistem konseling online yang sekarang ini banyak beredar dan banyak hadir di situs jejaring sosial.

Analisa
Dengan muncul dan berkembangnya tes online seperti ini juga mempengaruhi dunia psikologi yang sudah ada. Jika biasanya kita yang harus bertemu dan bertatapan langsung dengan psikolog untuk bertanya dan berkonsultasi dengan masalah psikologis kita, sekarang ada suatu bentuk forum online yang menyediakan suatu sarana tanya jawab dengan ahli psikologi. dengan adanya tes dan bahasan psikologi secara online mepermudah kita, tetapi tetap akan lebih baik dan mendalam bila melakukan konsultasi dan tes dengan bertatap muka langsung dengan psikolog. Hal tersebut lebih efektif karena kita dapat bertanya lebih mendalam dengan psikolog tentang masalah-masalah yang ada pada diri kita.


Sumber :
Basuki, Heru. 2008. Psikologi umum. Jakarta: Univesitas Gunadarma
Mardi. 2011. Sistem informasi akutansi. Bogor: Ghalia Indonesia
Rochaety, E., Setyowati, T., Ridwan, Z, F. 2011. Sistem informasi manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media


Selasa, 07 Januari 2014

Tugas 4 Psikologi Manajemen

Nama   : Indah Permata Sari
Kelas   : 3PA10
NPM   : 13511565

A.    Empowerment, Stres dan Konflik
1.      Pengertian Empowerment
Shardlow (1998), pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
Empowerment adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat “people centered, participatory, empowering, and sustainable” (Chambers, 1988).
Menurut Chamber (Edi Suharto, 2005), pemberdayaan sebagai paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “peoplecentered, participatory, empowering, and sustainable”. Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net), tetapi juga keberlanjutan pembangunan dalam masyarakat.
2.      Kunci efektifitas Empowerment dalam Manajemen
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
3.      Pengertian Stres pada manusia
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.[1] Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. Stress adalah istilah payung yang merangkumi tekanan, beban, konflik, keletihan, ketegangan, panik, perasaan gemuruh, anxieti, kemurungan dan hilang daya pertimbangan.
4.      Sumber Stres pada manusia
Sumber-sumber potensi stress :
Ø  Faktor Lingkungan
Ø  Faktor Organisasi
Ø  Faktor Pribadi
5.      Pendekatan terhadap stress pada manusia
a.       Pendekatan Individu
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mcngurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi pekerja pcrlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai stratcgi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan roengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
b.      Pendekatan Perusahaan
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta struktur organisasi yang scmuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental. Secara umum strategi manajemen stres kerja dapat dikelompokkan mcnjadi strategi penanganan individual, organisasional dan dukungan sosial.
6.      Definisi Konflik
Menurut Nardjana (1994) Konflik yaitu akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.
Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik adalah kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) yaitu : Conflict is a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional antagonism with one another. Yang kurang lebih artinya konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.
Menurut Stoner Konflik organisasi ialah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian.
Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan.
7.      Jenis-jenis Konflik
Konflik itu mempunyai banyak jenis seperti yang dikatakan James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflikyaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
a.   Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
o   Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
o   Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
o    Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acap kali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
Ø  Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
Ø  Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
Ø  Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
b. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. Konflik antara organisasi.
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan. Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
c.   Konflik antar perorangan
Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap anggota organisasi baik hanya dirasakan sendiri maupun ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang manajer pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer produksi. Akan tetapi perasaan ini tidak selalu dilakukan secara terbuka tapi bisa juga secara diam-diam. Apabila ini berlangsung lebih lama, bisa menyebabkan ketidak selarasan dalam pengambilan keputusan
d.   Konflik Antar Kelompok
Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah konflik antar kelompok. Seperti diketahui bahwa sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain maka manajer merupakan pihak yang harus bisa menjadi penghubung antara keduanya. Hubungan pertentangan ini apabila dipertahankan maka akan menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan menjadi sulit.
e.   Konflik antar organisasi
Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Konflik ini bisa terjadi karena adanya ketidak cocokan suaut badan terhadap kinerja suatu organisasi.
Sebagai contoh badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu perusahaan terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya. Konflik ini dimulai dari ketidak sesuaian antara para manajer sebagai individu yang mewakili organisasi secara total. Pada situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah kebawah bisa berperan sebagai penghubung-penghubung dengan pihak luar yang berhubungan dengan bidangnya.
Apabila konflik ini bisa diselesaikan dengan prioritas keorganisasian atau perbaikan pada kegiatan organisasi, maka konflik-konflik bisa dijadikan perbaikan demi kemajuan organisasi.
8.      Proses Konflik
Menurut Hendricks, W.(1992) prose terjadinya konflik terdiri dari 3 tahap :
1.      Peristiwa sehari-hari , yaitu ditandai dengan adanya individu meresa tidak puas atau jengkel terhadap lingkungan  kerja.
2.      Adanya tantangan, yaitu apabila terjadi masalah, individu saling mempertahankan pendapat mereka masing-masing dan menyalahkan pihak lain. Masing-masing anggota menganggap perbuatan yang dilakukan sesuai dengan standar dan aturan organisasi.
3.      Timbulnya pertentangan, yaitu pada tahap ini masing-masing  individu atau kelompok bertujuan untuk menang dan mengalahkan kelompok lain.
B.     Komunikasi dalam Manajemen
1.      Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
2.      Proses Komunikasi
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1.      Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya.
Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan berjalan baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan.
2.      Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
3.      Hambatan dalam Komunikasi
Melakukan komunikasi yang efektif tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
a). Hambatan yang bersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.

b). Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :
1.      Gangguan (Noises), terdiri dari :
Gangguan mekanik (mechanical/channel noise), yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
2. Kepentingan (Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.
3. Motivasi Motif atau daya dorong dalam diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Pada umumnya motif seseorang berbeda-beda jenis maupun intensitas dengan yang lainnya, termasuk intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin komunikasi sesuai motivasinya semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak komunikan.
4. Prasangka (Prejudice) Sikap seseorang terhadap sesuatu secara umum selalu terdapat dua alternatif like and dislike, atau pun simpati dan tidak simpati. Dalam sikap negatif (dislike juga tidak simpati) termasuk prasangka yang akan melahirkan curiga dan menentang komunikasi. Dalam prasangka emosi memaksa seseorang untuk menarik kesimpulan atas dasar stereotif (tanpa menggunakan pikiran rasional). Emosi sering membutakan pikiran dan pandangan terhadap fakta yang nyata, tidak akan berpikir secara objektif dan segala yang dilihat selalu akan dinilai negatif.
5. Evasi Komunikasi Evasion of communication adalah gejala mencemoohkan dan mengelakkan suatu komunikasi untuk kemudian mendiskreditkan atau menyesatkan pesan komunikasi. Menurut E. Cooper dan M. Johada yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam buku “Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi” menyatakan beberapa jenis evasi :
Ø  Menyesatkan pengertian (understanding derailed), contoh : Apabila seorang mahasiswa menyerukan pada teman-temannya untuk meningkatkan prestasi belajar dengan jalan rajin masuk kuliah, rajin membaca, dan menghormati dosen. Maka komunikasinya oleh mahasiswa lain mungkin akan diangggap sebagai usaha mencari muka.
Ø  Mencacadkan pesan komunikasi (message made invalid), contoh : Apabila seorang siswa A tidak disenangi oleh siswa B, C, D, dan E. Ketika B melihat A sedang dinasehati guru BP, maka B mengatakan pada C bahwa A sedang dimarahi Guru BP. C mungkin mengatakan pada D bahwa A sedang dimaki-maki Guru BP. Dan D mengatakan pada E bahwa A diskor oleh Guru BP.
Ø  Mengubah kerangka referensi (changing frame of reference), menunjukkan seseorang yang menggapi komunikasi dengan diukur oleh kerangka referensi sendiri, menurut seleranya sendiri tanpa memperhatikan kerangka referensi orang yang akan diberikan pesan tersebut.
4.      Komunikasi Interpersonal
a.      Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikanumpan balik segera.
b.      Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung.
5.      Model Pengolahan Informasi Komunikasi
Model-model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model Pengolahan informasi berorientasi pada :
Ø  Proses Kognitif
Ø  Pemahaman Dunia
Ø  Pemecahan Masalah
Ø  Berpikir Induktif
6.      Model Interaktif Manajemen dalam Komunikasi
Prinsif Model Interaktif manajemen:
Keseluruhan proses manajemen dibangun berdasarkan hubungan ikatan kepercayaan yang membutuhkan keterbukaan dan kejujuran baik dari pihak manajer maupun pekerja. Bawahan menurut /melakukan pekerjaannya, bukan karena mereka dibuat seperti itu, tetapi karena mereka merasa mengerti oleh manajer dan memahami masalahnyaPekerja bekerja keras untuk membuat keputusan yang benar. Mereka merasa tidak suka dimanipulasi, dikontrol, atau dibujuk untuk membuat keputusan bahkan jika keputusan itu yang akhirnya mereka buat. Jangan memecahkan masalah bawahan. Mereka akan merasa tidak menyukai solusi tersebut, dan jika anda sebagai manajer memperkenalkan solusinya, mereka akan tidak menyukai anda. Tunjukan masalahnya; jangan pecahkan. Biarkan bawahan memecahkan masalah-masalah mereka dengan bantuan anda.


Sumber :