NPM : 13511565
KELAS : 2PA10
A. Pekerjaan dan Waktu Luang
I.
Mengubah
Sikap Terhadap Pekerjaan
·
Definisi nilai perkerjaan
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita
kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap
pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami
bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa
pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak
akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
·
Apa yang dicari dalam pekerjaan
Yang dicari dalam pekerjaan adalah kenikmatan dalam bekerja,
kenyamanan dalam bekerja dan kepuasan kerja. Dimana bagian dari sebuah
perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses terwujudnya suatu yang
besar.
Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah
tamahan sesama rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan.
·
Fungsi psikologi dari pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu: Lebih bisa mandiri, lebih kreatif
berfikir logis. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak
akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan
mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)
II.
Menjelaskan
Fase Dalam Memilih Pekerjaan
1. Tahap pertama adalah pada umur 15 - 22
tahun: Pada tahap ini, seseorang umumnya memilih jurusan, yang
menurutnya baik dan ia suka. Apakah seseorang memilih jurusan tertentu oleh
karena masalah imej jurusan tersebut- ini adalah salah satu faktor. Bisa juga
ia memilih jurusan tertentu karena rekomendasi orang tua dan sisi ekonomi atau
peluang kerja. Beragam alasan orang memilih jurusan tertentu di sekolah atau kampus.
2. Tahap kedua adalah pada umur 22 - 30
tahun: Pada fase ini, orang memilih karir sesuai dengan jurusan
yang ia pelajari di kampus. Ia tertarik dengan pekerjaan barunya dan mulai
menekuni apa yang ia pilih. Ini biasanya bisa terjadi sampai umur 30 tahun. Ada gairah terhadap
pekerjaan apalagi kalau di perusahaan tempat ia bekerja ada suasana kondusif
ditambah dengan jenjang karier yang jelas.
3. Tahap ketiga adalah pada umur 30 - 38
tahun: Bila seseorang menekuni pekerjaannya pada fase kedua,
kinerjanya akan semakin baik pada fase ini. Kinerjanya umumnya di atas
rata-rata. Gairah kerja semakin bertambah. Ia mungkin mencapai posisi manager
dalam sebuah perusahaan pada fase ini. Karir semakin mantap dan bisa sampai
menduduki posisi Vice President. Ini tergantung berapa bagus kinerjanya dan
berapa baik budaya korporasi di perusahaan.
4. Tahap keempat adalah pada umur 38 - 45
tahun: Inilah tahapan atau fase yang tepat untuk memikirkan ulang
pekerjaan yang seharusnya ditekuni. Pada fase ini biasanya orang mulai makin
sadar akan pekerjaan yang seharusnya ia tekuni. Ini adalah fase yang kritis
karena pada fase ini akan muncul pertanyaan, "Mau ke mana arah atau jalur
karir yang akan ditempuh?" Pada fase ini persaingan ke posisi yang lebih
tinggi semakin ketat. Peluang untuk naik ke posisi yang banyak membuat
kebijakan strategis semakin kecil karena persaingan atau ada orang yang lebih
hebat atau lebih cerdas dari Anda untuk menduduki posisi tersebut. Pada saat
yang sama, Anda juga ingin merasakan keleluasaan untuk memberikan keputusan. Ada keinginan untuk
membuat keputusan-keputusan yang lebih besar bagi perusahaan atau organisasi
yang akan menambah kepuasan diri juga; ada self-actualisation- meminjam istilah
dari Abraham Maslow.
5. Tahap kelima adalah pada umur 45 - 55
tahun: Bila seseorang lolos pada fase ke empat, biasanya ia akan
semakin mantap pada phase ini, khususnya mereka yang memilih karir atau
menemukan pekerjaan yang cocok dengan bakat dan talenta pribadinya. Karirnya
akan semakin bersinar. Ada
kematangan baik dalam jiwa dan dalam pekerjaan. Ia semakin mengerti tujuan
perusahaan. Ia makin mengerti relasi dari organisasi dengan masyarakat luas.
Namun, pada fase ini juga orang akan mulai mengalami kebosanan di pekerjaan
kalau salah mengambil keputusan pada tahap kelima. Jangankan di fase ini, pada
fase keempat pun orang sudah mulai merasakan kebosanan dalam pekerjaan. Gairah
kerja hilang karena tidak ada keputusan berarti yang bisa dilakukan bagi
perusahaan.
6. Tahap keenam adalah umur 55 - 62 tahun: Orang-orang
yang sukses melewati tahap ke empat dan kelima akan mengalami gairah kerja yang
semakin bertambah pada fase ini. Kreatifitas muncul; ide-ide baru utuk
memperbaiki organisasi melintas dalam pikiran. Vitalitas orang semakin bertambah
dalam pekerjaan pada fase ini. 'Self-actualization' semakin matang dan mulai
mempersiapkan diri utuk memasuki fase terakhir.
7. Tahap ketujuh adalah 62 - 70 tahun: Pada
fase ini orang mulai memikirkan bagaimana meneruskan karir yang sudah dibangun
atau perusahaan yang sudah dirintis dan berjalan. Ia mulai memikirkan siapa
yang akan menggantikannya di kemudian hari. Bila Anda kebetulan pada fase ini,
Anda sudah harus memikirkan bagaimana agar apa yang sudah dimulai dan
dikerjakan bisa diteruskan dalam track yang benar oleh penerus Anda.
III. Memilih Pekerjaan Yang Cocok
Hubungan
antara Karakteristik Pribadi dan Pekerjaan dalam Memilih Pekerjaan yang Cocok
·
Kepribadian Artistik
Karakter: kreatif,
imajinasi yang tak pernah berhenti, suka mengekspresikan diri, suka bekerja
tanpa aturan, menikmati pekerjaan yang berkaitan dengan design/warna/kata-kata.
Orang artistik merupakan pemecah masalah yang sangat hebat karena mereka
menggabungkan pola pikir intuisi dan pendekatan rasional.
Pekerjaan
yang cocok: editor, grafik desainer, guru drama, arsitek, produser,
ahli kecantikan, model, pemain film, sutradara, interior desain.
·
Kepribadian Konvensional
Karakter: menyukai
aturan, prosedur yang rapi, teliti, tepat waktu, suka bekerja dengan rincian
data, tertib, cenderung pendiam dan lebih hati-hati.
Pekerjaan
yang cocok: akuntan, petugas asuransi, penegak hukum, pengacara,
penulis, penerjemah.
·
Kepribadian Aktif
Karakter: gigih, berani, suka berkompetisi, penuh semangat,
pekerja keras, ekstrovet, enerjik, dan progresif.
Pekerjaan yang cocok: wiraswasta, direktur program, manajer.
·
Kepribadian Investigasi
Karakter: analitis, intelektual, ilmiah, menyukai misteri,
sangat memperhatikan detail, lebih suka bekerja secara individu, menggunakan
logika.
Pekerjaan yang cocok: analisis sistem komputer, programmer,
dosen, profesor, statistik, dokter.
·
Kepribadian Realistis
Karakter: realistis, praktis, simpel, bekerja di luar
ruangan, berorientasi pada masalah dan solusinya, suka bekerja dengan objek
yang kongkrit, pekerjaan yang menggunakan alat bantu atau mesin.
Pekerjaan yang cocok: tukang
listrik, dokter gigi, insinyur.
·
Kepribadian Sosial
Karakter: suka membantu orang lain, dapat berkomunikasi
dengan baik, bekerja dalam tim, sabar, murah hati, memiliki empati, memusatkan
diri dengan interaksi manusia, suka berbicara.
Pekerjaan yang cocok: psikolog, guru, mediator, perawat,
entertainer, selebriti.
IV.
Kepuasan Kerja
Howell dan Diboye memandang kepuasan kerja sebagai hasil
keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap
berbagai aspek dari pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan kerja mencerminkan
sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya.
·
Teori-teori Kepuasan Kerja
1. Teori Pertentangan (Discrepancy
Theory)
Teori pertentangan dari Locke menyatakan bahwa kepuasan
atau ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan mencerminkan
penimbangan dua nilai:
- Pertentangan yang dipersepsikan antara
apa yang diinginkan seseorang individu dengan apa yang ia terima.
- Pentinya apa yang kita inginkan bagi
individu.
Menurut Locke seseorang individu akan merasa puas atau
tidak puas merupakan sesuatu yang pribadi, tergantung bagaimana ia
mempersepsikan adanya kesesuaian atau pertentangan antara keinginan-keinginan
dan hasil-keluarannya.
2. Model dari Kepuasan Bidang
Model lawler dari kepuasan bidang berkaitan erat dengan
teori keadilan Adams . Menurut Lawler orang
akan merasa puas dengan bidang tertentu dari pekerjaan mereka (misalnya dekan
rekan, atasan, gajian) jika jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka
terima untuk melaksanakan kerja mereka sama dengan jumlah yang mereka
persepsikan dari yang secara actual mereka terima.
3. Teori Proses-Bertentangan
(Opponent-Process Theory)
Teori proses-bertentangan dari Landy memandang kepuasan
kerja dari perspektif yang berbeda secara mendasar daripada pendekatan yang
lain. Teori ini mengasumsikan bahwa kondisi emosional yang ekstrim tidak
memberikan kemaslahatan. Kepuasan atau ketidakpuasan kerja (dengan emosi yang
berhubungan) memacu mekanisme fisiologikal dalam sistem pusat saraf yang
membuat aktif emosi yang bertentangan atau berlawanan.
·
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
lima aspek
yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu
1.Pekerjaan itu sendiri (Work It
self),Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan
bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
2.Atasan(Supervision), atasan yang baik
berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap
sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
3.Teman sekerja (Workers), Merupakan
faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan
dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
4.Promosi(Promotion),Merupakan faktor yang
berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier
selama bekerja.
Gaji/Upah(Pay), Merupakan
faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak
V.
Waktu Luang
Menurut kamus
Besar Bahasa Indonesia, waktu senggang adalah waktu yang tidak sibuk. Waktu luang identik dengan
bermalas-malasan, dan tidak melakukan apa-apa. Dari segi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan
kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan sesuka
hati. Jangan sampai kita
mengisi waktu luang kita dengan hal-hal yang tidak berguna dan tidak menambah
wawasan pengetahuan kita, contohnya berolahraga, membersihkan meja belajar/meja
kerja, membaca Koran, browsing hal-hal yang berguna, belajar bahasa asing,
membersihkan halaman rumah, dsb.
Mengisi waktu
luang ini tentu saja memiliki manfaat. Bagi Anda sendiri, manfaat mengisi waktu
luang yaitu:
a. Bisa meningkatkan kesejahteraan
jasmani,
b. Meningkatkan kesegaran mental dan
emosional
c. Membuat kita mengenali kemampuan diri
sendiri
d. Mendukung konsep diri serta harga diri
e. Sarana belajar dan pengembangan
kemampuan
f. Pelampiasan ekspresi dan keseimbangan
jasmani, mental, intelektual, spiritual, maupun estetika
g. Melakukan penghayatan terhadap apa
yang Anda sukai tanpa tidak mempedulikan segi materi
Selain itu
pengisian waktu luang juga berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan sosial, seperti
:
a. Meningkatkan
daya kerja sehingga memacu prestasi dan produktivitas
b.Menambah konsumsi, sehingga meningkatkan
lapangan kerja
c. Mengurangi kriminalitas dan kenakalan
d.Meningkatkan kehidupan bermasyarakat
B.
Self Directed Changes
Menurut teori kompetensi, langkah yang merupakan elemen mendasar untuk
mengajarkan atau menigkatkan kompetensi orang dewasa (Competence At Work,
1993). Biasanya disebut dengan istilah "Self Directed Change Theory".
Teori ini mengajarkan tentang bagaimana kita bisa mengubah diri ke arah
yang lebih baik dari kenyataan hidup yang kurang mendukung, katakanlah semacam
stres.
Menurut teori ini juga, orang dewasa akan berubah kalau berada dalam
kondisi di bawah ini:
1. merasa tidak puas dengan kondisi aktual yang dihadapi (actual)
1. merasa tidak puas dengan kondisi aktual yang dihadapi (actual)
2. punya gambaran yang jelas tentang kondisi ideal yang ingin
diraih/dikehendaki (ideal)
3. punya konsep yang jelas tentang apa yang akan dilakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal (action step)
3. punya konsep yang jelas tentang apa yang akan dilakukan untuk bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal (action step)
Self directed Change juga memiliki beberapa tahapan, seperti:
1. meningkatkan kontrol diri
Hurlock mengatakan "kontrol diri berkaitan dengan bagaimana
individu-individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam
dirinya" Kontrol sosial itu sendiri adalah individu sebagai pengaturan
proses-proses fisik, psikologis dan perilaku seseorang. Ketika seseorang ingin
merubah kebiasaanya terhadap perbedaan yang sangat besar, seperti orang yang
selalu bermalas-malasan saat kuliah,
2. menetapkan tujuan
Dalam hidup kita harus mencoba hal baru dan mengubah hal yang jelek
menjadi lebih baik lagi. Tetapkan target kalian untuk mencapai tujuan hidup
yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dengan lebih rajin masuk kelas setiap
mata kuliah, dan mendengarkan ajaran dosen.
3. Pencatatan perilaku
Untuk mengubah suatu kebiasaan yang jelek, catatlah hal apa saja yang
bisa kita ubah dari kebiasaan tersebut, dari situ kita bisa menilai mana yang
akan membantu dan memotivasi dan mana hal yang akan menggoda kita serta harus
dihindari setiap kita berada dalam kelas.
4. menyaring anteseden perilaku
Tuliskan kebiasaan yang ingin kita perbaiki, dari situ kita akan melihat
kerugiannya, apakah kesadaran konsekuensi lebih kuat dari keinginan melakukan
kebiasaan tersebut?
5. menyusun konsekuensi yang efektif
Setelah kita sudah memulai mengontrol beberapa kondisi yang memicu
perilaku atau kebiasaan kita. Meningkatkan pengendalian diri, maka terdiri dari
mengatur konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain menerima perilaku
yang diinginkan sebagi imbalan kita telah menyenangkan hati orang lain termasuk
orangtua.
6. menerapkan pencana intervensi
Hitunglah seberapa berhasilkah kita mencapai target-target
tersebut. Misalnya setiap ujian (UTS, UAS) kita membandingkan nilainya setiap
semester.
7. Evaluasi
Lihat lah seberapa ada kemajuan nya kita dalam melakukan perubahan
tersebut, usahakan setiap target tercapai, jika tidak alangkah lebih baiknya
kita mengulangnya agar target tujuan kita tercapai.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar